Monday, February 7, 2011

“Membangun kembali Peradaban Islam"

  • Eksistensi Peradaban Islam

Setiap aspek dan strategi kehidupan sebagai manifestasi dari pada iman atau keyakinan yang tumbuh dari Sistematika Nuzulnya Wahyu (ayat – ayat) yang turun pada awal mula (al-Alaq, al-Qalam, al-Muzammil, al-Mudatsir) dan surah al-Fathehah”.

Al – Qur’an tidak hadir ke dunia di ruang hampa peradaban. Penelusuran Fazlur Rahman (1983) menunjukkan bahwa menurut Al – Qur’an, ada sebuah diskontinyuitas yang esensial antara peradaban yang tua serta mati dan peradaban yang datang menggantikannya. Dalam Al – Qur’an, pernyataan seperti "maka Kami ciptakan generasi baru" sering ditemui (lihat. QS 6:6, juga QS. 23:31), juga pernyataan bahwa "Kami akan mewariskan dunia kepada bangsa baru yang lebih berhak" (QS. 21:105, juga QS. 33:27).
Sudah barang tentu, yang sesungguhnya mewarisi dunia ini adalah Allah sendiri, tetapi Dia memberikan tanggung jawab untuk menangani masalah - masalah dunia ini kepada bangsa-bangsa yang berhak, selama mereka berkesanggupan (QS. 15:23, juga QS. 19:40). Dari sini bisa ditegaskan lebih lanjut bahwa keniscayaan sebuah peradaban baru akan menggantikan peradaban yang menjelang usang dan uzur, harus terlebih dahulu "memetik pelajaran" dari peradaban yang telah dan menjelang musnah. Jika tidak, mereka akan mengulangi (lagi) siklus sejarah penciptaan dan kehancuran yang sama, karena satu hal; "hukum Allah tidak akan pernah berubah" bagi setiap bangsa dan peradaban.
Itulah sebuah "pandangan dunia Qur’ani", yang dalam konteks siklus peradaban manusia, Al – Qur’an terus-menerus menyuruh manusia (tidak hanya Muslimin) "Untuk berjalan di atas bumi dan (dengan) menyaksikan (merenungkan sebab - musabab dan akibat - akibat yang ditimbulkan dari) nasib yang telah menimpa bangsa - bangsa pemilik peradaban terdahulu" (QS. 3:137, 6:11 dan lainnya).
  • Bahasan tentang peradaban adalah merupakan masalah yang sangat besar dan mendasar. Oleh karena itu, diperlukan konsentrasi diskusi yang intensif dan fokus, sehingga akan melahirkan suatu konsep peradaban Islam yang dapat dijadikan rujukan oleh semua pihak.
  • Peradaban Islam sebuah keniscayaan yang harus dibangun kembali sebagai indikator bangkitnya Islam jilid dua pada millineum III. Dengan demikian, diperlukan strategi kebangkitan itu sendiri.
  • Mengingat peradaban Islam yang akan dibangun, tentu saja harus ditentukan perspektif peradaban Islam yang bagaimana dan apa serta siapa standard peradaban itu ?
  • Perlu ditetapkan tujuan membangun peradaban Islam agar supaya semua aktivitas diskusi dan aksi serta proses implementasi konsep peradaban tidak bias.
  • Anggaran diskusi peradaban adalah tidak terbatas (unlimited) karena besarnya cakupan konsep dan implementasi peradaban itu sendiri. Sehingga, diperlukan kreasi atau innovasi untuk mencari sumber dana yang dapat membiayai diskusi dan implementasi hasil diskusi.

No comments:

Post a Comment